Kata
Pengantar Asy Syaikh Yahya Al Hajuri
Dari Risalah "Nasihat Bernilai
Tinggi"
Bagian Pertama
Untuk al Walid
al 'Allamah Asy Syaikh Robi' Al Madkholi
Ditulis oleh:
Syaikh Yahya bin Ali al Hajury
Diterjemahkan Oleh:
Abu Umar Ahmad Ar Rifa'iy
Dan Abu Mas'ud Syamsul Al Jawiy
Semoga Alloh memaafkan keduanya
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله و أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده
ورسوله أما
بعد:
Sesungguhnya kami tidak tahu apa
yang mendorong Syaikh Robi' untuk menyalakan api fitnah terhadap dakwah
salafiyah di Yaman sejak beberapa tahun ini. Dengan mengadu domba di antara
para da'inya! Dan (dengan) mengobarkan revolusi serta Ashobiyah
(kefanatikan) dengan yang ini lawan yang ini, dengan perbuatan yang
mengherankan. Dan kami mengharapkan (agar) beliau woffaqohulloh menjauhi
ini. Yang sungguh sangat jauh perbuatan (semacam) ini dilakukan oleh ulama yang
mendapat petunjuk, yang punya semangat untuk keselamatan kaum mukminin dari
fitnah yang insyaAlloh kita berharap termasuk dari mereka. Dan ini tadi menyerupai
perbuatan yang dilakukan oleh orang yang disebut sebagai politikus yang
berjalan di atas dasar yang salah: "pecah belahlah mereka, engkau akan
bisa menguasai mereka."
Dan ketika itu beliau mulai sibuk dengan menghasung orang terhadapku,
sebelum terjadinya pergerakan (yang dilancarkan) salah seorang tullab
markiz ini (Darul Hadits Dammaj), dia adalah Abdurrohman Adeny dan orang yang
bersamanya (berupaya) melakukan pemberontakan terhadapku dan markiz ini, yang di
dalamnya telah dididik mulai dari zaman Syaikh Muqbil rohimahulloh dan
setelahnya. Kita tidak tahu-menahu kecuali setelah Abu Malik ar Riyasyi
sepulang dari Makkah, dia duduk dengan sebagaian tullab dan ahlul
bilad (penduduk asli Dammaj) berbicara dengan pembicaraan rahasia. Yakni
sesungguhnya Syaikh Robi' berkata : "Jauhkan al Hajury dari kursi dan
penggantinya sudah ada".
Mulailah terjadi fitnah dan terfitnahlah dengannya Abu Malik ar Riyasyi.
Sampai akhirnya dia berpaling dari menuntut ilmu di Dammaj. Kemudian diapun singgah
di Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al Wushoby di Hudaidah yang pada kesempatan
itu Syaikh Muhammad memintanya untuk menulis permintaan maaf. Lalu ditulislah lembar
permintaan maaf terhadap apa yang telah dilakukan. Dan disebutkan di situ,
sesungguhnya hal itu semata-mata dorongan dari seseorang yang dikira bahwa tidak
akan muncul kesalahan yang besar ini darinya.
Dan dibacalah lembar itu di sini dan di rekam ketika dars setelah ashar.
Dan setelahnya Abu Malikpun bekerja di mobil angkutan.
Dan setelah tersiar hal itu, Syaikh Robi' waffaqohulloh
mengingkari dengan pengingkaran yang keras.
Dan akhuna Abu Hammam ash Shouma'iy menyebarkan perkataan beliau (Syaikh
Robi') : "Aku mengatakan ini tentang Syaikh Yahya ??! Sementara beliau
telah memegang dakwah salafiyah di Yaman dengan tangan besi, tidak ada yang
pantas (memegang dakwah itu) kecuali beliau atau orang yang semisalnya."
Syaikh Robi'pun menelpon, dan Alloh saksinya, dan mengingkari hal itu
dengan pengingkaran yang keras!. Dan berkata : "Kamu membenarkan perkataan
Abu Malik ini? Abu Malik itu pendusta!!"
Akupun menjawab : " Wahai Syaikh, walaupun hal itu memang
muncul dari Anda, (perkaranya) mudah. Kondisi kita itu sebagaimana perkataan
(syair):
وإذا الحبيب أتى بذنب واحد جاءت محاسنه بألف شفيع
*Jika yang dicintai
datang dengan (membawa) satu dosa
*Akan datang kebaikannya
dengan seribu pemberi syafaat
Dan lebih menguatkan (lagi) dari (upaya) makar ini,
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al Wushoby. Ketika kita keluar untuk dakwah.
Kitapun melewati Hudaidah, dan kita semua duduk di rumahnya, aku dan para
masyayikh. Dimulailah dengan pokok pembicaraan yang menyakitkan yang berasal
dari Syaikh Robi', yang dia mendengar beliau berkata :"Kalian Jauhkan
Hajury dari kursi!!"
Berkata Syaikh Muhammad al Wushoby di majelis itu :
"Syaikh Robi' Jaasus (mata-mata)!! Memuji pejabat (orang yaman)
fulan yang dia itu punya (perbuatan) kemaksiatan, dan memerintahkan untuk
menjauhkan Syaikh Yahya dari kursi!!" Dan para masyayikh merasa jengkel dari
tahrisy ini dalam beberapa waktu. Sampai-sampai sebagian mereka jika
umroh tidak berkunjung ke Syaikh Robi'.
Kemudian setelah selang beberapa hari, mulailah terjadi
pemberontakan fitnah Adeny sepulangnya dari umroh. Terfitnahlah orang yang
terfitnah dengannya dari orang-orang dulunya di sisiku di halaqoh (majelis).
Akupun menasehati agar menjauh dari fitnah. Namun bertambah jauh dan melampaui
batas serta makin keras. Akupun memanggil masyayikh agar menasehatinya, dan
merekapun datang. Dan menasehatinya tentang masalah tasjil (pendaftaran)
dari Dammaj ke Fuyus.
Dan terjadi kesepakatan untuk menghentikan pendaftaran
ini, dan masjid yang dibangun di Fuyusy di atas
pengawasan kami semua. Dan di majelis itu, Adeny sendiri yang bilang: "Aku
tidak menyembunyikan kepada kalian sesungguhnya setelah selesainya fitnah
Bakry, berkata sebagian orang: "Bangkitlah Anda (sekarang
giliranmu)". Dan aku tetap akan
mengingat perkataan ini dan semoga yang hadir (di majelis itu) masih mengingatnya.
Setelah beberapa hari dalam kondisi seperti itu,
tersiarlah berita bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata tentang
sebagian masyayikh, salah satunya (menuduh) Syaikh Robi' adalah jaasus (mata-mata).
Syaikh Robi' tidak berkata sedikitpun sampai mereka berdua bertemu di rumahnya
di Makkah. Dan dikabarkan kepadaku bahwa beliau sudah memaafkannya. Dan Syaikh
Muhammadpun pulang dengan membawa perasaan dendam terhadapku, dan Allohlah yang
mengetahui hal itu.
Lalu mulailah Syaikh Muhammad (bertindak) menjalankan
semisal contoh tahrisy (adu domba) tadi dan bahkan lebih keras, kepada ahlul
bilad (penduduk asli Dammaj) dan yang selainnya terhadapku. Dan fitnah
semakin meluas yang mengharuskanku dan yang selainku dari kalangan ikhwah untuk
membantahnya dan menjelaskan fitnah tersebut.
Dan Syaikh Robi' tetap berperan terhadap meluasnya perpecahan
di antara kita. Sampai-sampai bila
ada sebagian murid-muridku dari ma'had ini pergi haji dan berkunjung kepada
beliau, maka Syaikh Robi' memberi mereka satu tegukan yang berisi dorongan
untuk bangkit untuk menggulingkan kami dan mengadu domba kami!!!
Beliau
marah terhadap siapa saja yang menyelisihi beliau. Pada satu kesempatan beliau
tidak mau menerima adu domba terhadap kami , dan di kali lain beliau berlemah
lembut terhadapnya!!! Maka ada di antara mereka yang heran terhadap
ucapan-ucapan beliau ini, jumlah mereka banyak. Dan di antara mereka ada yang
pulang dalam keadaan terfitnah, sehingga dia tiba-tiba membalikkan punggung
tamengnya (benar-benar berbalik arah) terhadap kami dan terhadap
saudara-saudaranya sendiri di ma'had ini. Dia juga menyebarkan berita di sana
sini mengatakan: "Saya telah duduk bersama Syaikh Robi', beliau mengatakan
ini dan itu, mengatakan bahwa Syaikh Yahya haddadiy dan mengatakan bahwa dalam
ma'had ini ada Haddadiyyah."
Demikianlah,
sedangkan Abul Hasan Al Mishriy dahulu ketika membuat kedustaan terhadap kami
dengan tuduhan batil ini, justru Syaikh Robi' membela kami. Beliau mengatakan:
"Mereka itu adalah ahlussunnah, maka hendaknya engkau membuktikan itu
terhadap mereka sehingga engkau bisa menyelamatkan agama dan harga dirimu,
kalau tidak maka engkau akan dituntut dengan kedholiman ini dan dengan
kejahatanmu terhadap ahlussunnah" dan ucapan lain yang semakna dengan ini,
termaktub dalam bantahan beliau terhadap Abul Hasan sesuai dengan teksnya.
Dan
ketika telah memuncak upaya beliau ini dalam mengadu domba –semoga Alloh
memaafkan beliau– saya memandang adanya keharusan untuk memberikan nasehat bagi
beliau, mengingatkan beliau untuk bertaqwa kepada Alloh azza wa jalla dan meperlihatkan kepada beliau
kesalahan-kesalahan beliau ini yang akan mendatangkan bahaya terhadap dakwah.
Maka kemudian saya menasehati beliau yang direkam dalam satu kaset berjudul: (An
Nushu Rofi' lil Walid Al Allaamah Asy Syaikh Robi') (nasehat yang
tinggi untuk yang dituakan: Al Allamah Syaikh Robi'). Kaset tersebut adalah
bagian pertama! Dan akan datang penyebutannya secara lengkap insyaalloh.
Maka
setelah itu beliau diam sementara waktu, akan tetapi beliau tetap gencar dalam
mendorong untuk menjatuhkan kami! Beliau mengusung dan memuji orang-orang yang
telah dijadikan alat untuk mengobarkan pemberontakan terhadap kami, sedangkan
kami tetap bersabar, demi menghormati beliau dan didorong oleh semangat untuk
menyelamatkan dakwah. Dan juga dikarenakan musuh-musuh dakwah mulai dari
Rofidhoh dan selain mereka senantiasa mengintai kelengahan kita dari waktu ke
waktu. Ditambah lagi kesibukan kami dengan urusan dakwah dan murid-murid kami.
Kemudian
datang fitnah Rofidhoh beserta permusuhan mereka terhadap kami. Selama tujuh
puluh hari kami diboikot dan dihujani api. Maka muncullah kecemburuan kaum
muslimin atas apa yang terjadi, sehingga mereka bangkit bersama kami melawan
Rofidhoh, baik dengan ucapan atau perbuatan.
Salah
seorang yang paling gigih untuk menempatkan dalam posisi yang patut untuk
dipuji adalah Syaikh Robi', semoga Alloh berterimakasih kepada beliau dan
kepada segenap orang yang telah bersama kami dalam menghadapi serangan yang
penuh dengan kedholiman tersebut. Dan dalam kesempatan itu beliau menyatakan: "Telah
berakhir seluruh permasalahan yang terjadi antaraku dengan Syaikh Yahya
selama-lamanya!!!"
Beliau
juga berkata: "Aku tidak pernah mengatakan mereka itu Haddadiyyah, dan
siapa saja yang menukilkan dariku bahwa aku mengatakan mereka itu Haddadiyyah
maka dia sungguh telah berdusta." Sebagaimana hal itu disebarkan dari
beliau.
Maka
kami memuji Alloh atas nikmat ukhuwah dan hilangnya fitnah. Dan berlangsung
antara kita komunikasi yang banyak, dan kebaikan yang banyak. Beliau juga
sempat menyampaikan ceramah yang bagus kepada kami melalui telepon, dan meminta
saya untuk menyampaikan ceramah bagi murid-murid beliau, maka saya sampaikan
ceramah singkat.
Dan
kami mengatakan sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qoyyim di kitab Zaadul
Ma'ad :
قَدْ يُنْعِمُ اللهُ
بِالْبَلْوَى وَإِنْ عَظُمَتْ وَيَبْتَلِي اللهُ بَعْضَ الْقَوْمِ بِالنِّعَمِ
Terkadang Alloh memberi kenikmatan dengan suatu
ujian walau betapa besarnya
Dan terkadang Alloh menguji sebagian kaum dengan
kenikmatan
Barangkali salah satu hikmah Alloh dalam
menguji kami dengan kedholiman Rofidhoh adalah menyatunya kalimat ahlussunnah
di atas hidayah. Maka kami berjalan di atas kebaikan tersebut.
Para masyayikh telah menelantarkan dan
tidak menolong kami dalam masalah Rofidhoh dengan suatu sikap yang diingkari
oleh Syaikh Robi' dan selain beliau, baik dari kalangan khusus atau orang-orang
awam. Kemudian para masyayikh pergi haji pada tahun 1433 H, yaitu Muhammad bin
Abdil Wahhab, Al Imam, Muhammad Ash Shoumaliy, Adz Dzammariy dan Al Buro'iy.
Dan telah mengabarkan kepada kami sebagian orang yang hadir waktu itu bahwa
beliau menasehati mereka untuk ikut serta membantu saudara-saudara mereka di
Dammaj apabila Rofidhoh menyerang mereka. Dan beliau juga mengecam terhadap
sebagian mereka dengan beberapa kalimat ketika dia berusaha membantah ucapan
beliau tersebut. Kemudian ada beberapa orang yang mempertanyakan tentang kitab Al
Ibanah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Al Imam, maka beliau
mengatakan bahwa kitab tersebut harus dibatalkan. Di atas kesepakatan itu
saudara-saudara kita berpisah dari majlis tersebut.
Kemudian setelah majlis tersebut, para
masyayikh kembali menjumpai beliau, wallohu a'lam apa yang yang mereka putuskan.
Setelah itu Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab mengadakan perjalanan ke beberapa
kota di Yaman dengan melancarkan lafadz-lafadz yang mengandung pembid'ahan dan
mengisyaratkan kepada pengkafiran terhadap saya dan saudara-saudara saya
beserta segenap murid-murid saya dan murid-murid Syaikh kami –semoga Alloh merahmati beliau– baik di ma'had ini
ataupun di tempat lain termasuk juga para penduduk Dammaj dan selain mereka.
Dengan tanpa keterangan sedikitpun dan tanpa bukti atas serangan yang terkesan
dibuat-buat yang mereka padanya menggunakan beberapa cara Rofidhoh dalam
menghadapi kami, maka terkadang dia mengatakan bahwa kami menghajr bukan pada
tempatnya, dan ini tidak benar. Dan terkadang dia mengatakan bahwa kami mengharuskan
mereka untuk taqlid kepada kami. Sedangkan dia tidak menjelaskan bukti yang
mengharuskan terjadinya kedholiman dan permusuhannya tersebut serta menjadikan
orang-orang sibuk dengan kebatilannya, sebagaimana telah diketahui bersama
perkataannya yang tersebar di beberapa situs.
Masyayikh yang lain, khususnya Syaikh
Muhammad Al Imam, Al Buro'iy, 'Ubaid Al Jabiriy, fulan dan fulan berusaha untuk
menyambut maksudnya, yang ini dengan satu kalimat dan yang lain dengan kalimat
lain. Seakan-akan perkaranya adalah suatu hal yang telah diatur dan sambung
menyambung, fulan bangkit dan yang lain mendukungnya atau bangkit setelahnya
untuk membuat fitnah terhadap Dammaj dan para penghuninya. Ini mirip dengan
propaganda Khowarij untuk saling memompa satu sama lain tentang Amirul Mukminin
Utsman bin 'Affan dengan kebatilan –rodhiyallohu 'anhu– dan mereka saling
menutup mata dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian mereka
sehingga yang lain tidak berupaya untuk mengingkarinya. Padahal mereka dahulu
mengingkari apabila terjadi sedikit saja dari penyimpangan.
Dan dari sambung-menyambung yang telah
diatur itu bangkitlah Syaikh Robi' –semoga Alloh memberikan taufiq kepada
beliau– menyerang kita dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat dan dengan
melemparkan tuduhan ghuluw dan bahwasanya tidak ada seorangpun yang melebihi
ghuluw kita, tidak ada yang lebih berbahaya terhadap dakwah salafiyyah ini
daripada kita dan tuduhan-tuduhan berat yang lain. Membid'ahkan sekumpulan
ummat yang terdiri dari pria, wanita, para dai yang mengajak untuk mentauhidkan
Alloh, dan mengajak kepada sunnah rosulNya –shollallohu 'alaihi wa sallam– ,
para penulis dan penghafal kitab Alloh yang kokoh di hadapan ahlul ahwa baik
Rofidhoh dan selain mereka. Beliau menuduh mereka semua telah melakukan ghuluw
yang mana itu adalah seburuk-buruknya bid'ah!!!
Beliau menjadikan indah bagi mereka
upaya untuk meruntuhkan suatu hasil dari perjuangan dakwah salafiyah yang
melaksanakan kebaikan dan petunjuk, melawan semua kebatilan yang muncul dalam
masyarakat sesuai kemampuan yang dimiliki, sejak lebih kurang setengah abad
sampai sekarang. Syaikh Robi' melancarkan permusuhan terhadapnya bersama dengan
orang-orang yang didorong oleh beliau atau mereka yang mendorong beliau untuk
itu –semoga Alloh menyelamatkan kita dan mereka semua dari fitnah-fitnah–
dengan sesuatu yang mewajibkan mereka untuk memaparkan bukti yang akan
melepaskan mereka dari tuntutan di hadapan Alloh azza wa jalla dan di hadapan
orang-orang sholeh dari hamba-hambaNya atas apa yang mengharuskan terjadinya
fitnah ini beserta kesepakatan mereka untuk menghadapi kita, dan juga pembid'ahan
mereka terhadap kita, kalau tidak maka mereka harus bertaubat kepada Alloh
subhanahu wa ta'ala darinya.
Saya memohon kepada Alloh untuk menjaga
kita dan mereka dari fitnah-fitnah baik yang tampak ataupun yang tersembunyi.
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Ditulis oleh:
Yahya bin Ali Al Hajuri, 22 Jumadil Awwal 134 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar